Tamu saya ini bercerita tentang pengalamannya budidaya lele. dengan semangat dia menjelaskan bagaimana memulai budidaya lele. awalnya pembenihan lele baru berjalan beberapa minggu benih lele hampir semua mati. entah karena salah pakan atau suhu air yang membuat anak lele yang baru beberapa hari sudah mengambang. Dengan belajar secara otodidak dia putuskan untuk beralih ke pembesaran lele. setelah berjalan kurang lebih tiga bulan dan akhirnya panen ternyata hasil yang diperoleh tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan. Ternyata budidaya lele tidak semudah yang dibayangkan.
Cerita pengalaman budidaya yang tidak sesuai dengan harapan ternyata terjadi pada banyak orang. cerita sukses budidaya lele yang dimuat di media baik itu televisi maupun media cetak membuat masyarakat mudah tergiur untuk budidaya tanpa persiapan yang memadai. Meskipun tidak berhasil ternak lele, namun tamu saya ini tetap antusias untuk usaha berternak. setelah mencari inspirasi kesana kemari, mendapat informasi tentang budidaya cacing tanah.
Dari cerita pengalaman ternak lele memang banyak hal yang membedakan ternak lele dengan budidaya cacing tanah.
akhirnya sedikit saya jelaskan kepada tentang perbedaan ternak lele dan budidaya cacing tanah.
dari proses memulai ternak
ternak lele biasanya memerlukan persiapkan 2 kolam terpal yang biasanya dibuat sedalam 60 cm, untuk pembuatan kolam ukuran 2m x 4 m saja dibutuhkan anggaran bisa mencapai satu juta rupiah.
Budidaya cacing untuk membuat 10 kantung terpal ukuran 50 cm x 50cm x 20cm hanya butuh 200 ribu bahkan bagi pemula yang ingin mencoba bisa mulai dari 2 kantung terpal saja jadi sekitar 40 ribu
dari bibit yang diperlukan
ternak lele dengan ukuran 2m x 4m x 60cm memerlukan bibit sebanyak 1000 ekor @Rp 500 per ekor
budidaya cacing satu kantung terpal memerlukan satu kilo cacing @Rp. 70.000
Media hidup
untuk budidaya yang baik kolam terpal harus dikondisikan terlebih dahulu agar lele dapat berkembang, untuk itu diperlukan air bersih dan campuran probiotik
begitu juga budidaya cacing tanah, banyak orang mengira budidaya cacing tanah memerlukan tanah sebagai media hidup. Cacing memang hidup di tanah namun perkembangbiakannya kurang baik, untuk itu langkah awal budidaya cacing adalah menyediakan media yang cocok dan baik untuk cacing tanah, media yang digunakan bisa berasal dari berbagai bahan seperti kotoran sapi, pelepah pisang, sampah sayuran, serbuk kelapa atau serbuk gergaji. pada intinya siapkan media yang mudah dan murah
Perkembangbiakan
ternak lele untuk pembibitan dan pembesaran berbeda tidak dapat dilakukan sekaligus karena membutuhkan teknik yang berbeda, mulai dari memilah indukan jantang dan betina, usia, dan lain-lain
budidaya cacing pembesaran dan pembibitan dapat dilakukan secara bersamaan, cacing merupakan hewan hemaprodite yaitu terdapat kelamin jantan dan betina dalam satu tubuh, sehingga jika dalam satu kilo cacing terdapat 1000 ekor maka setelah dewasa semua akan reproduksi menghasilkan telur (kokon), sehingga apabila media dan pakan sesuai maka dalam waktu singkat jumlah cacing akan meningkat pesat
Pola Hidup dan cara makan
ternak lele harus memperhatikan pola makan agar pertumbuhan lele dapat merata bobotnya. lele memiliki sifat kanibal yaitu saling memangsa
budidaya cacing lebih mudah memberi makan baik itu bubur kotoran, sampah sayuran atau ampas tahu, dan tidak saling memangsa
Orientasi budidaya
keberhasilan ternak lele ditentukan oleh berat lele per ekor dan waktu panen harus ditentukan agar mendapatkan ukuran yang sesuai (tidak terlalu kecil, tidak terlalu kebesaran)
budidaya cacing tanah bisa untuk diambil biomassa cacing hidup atau sisa media cacing (kascing), ukuran tidak menjadi masalah, waktunya lebih fleksibel kapanpun bisa panen, tentunya pilih saat harga terbaik
Pasca Panen
setelah dipanen peternak lele pembesaran tentunya harus memulai dengan membeli bibit baru
sedangkan setelah panen cacing tanah tidak perlu dijual semua, cacing yang berukuran kecil dapat dijadikan bibit selanjutnya
Pangsa pasar
ternak lele sudah memiliki pangsa pasar yang jelas namun harga jual yang terkadang naik turun, sehingga terkadang merugikan peternak
budidaya cacing belum memiliki pangsa pasar yang umum sehingga peternak harus menciptakan pasar yang sesuai, namun karena waktu panen yang fleksibel maka resiko kerugian dapat kendalikan